Friday, November 18, 2016

Hutan Bakau (Mangrove) Margomulyo Balikpapan

Sebagai seseorang yang ingin mengeksplorasi tempat-tempat yang layak dikunjungi di kota Balikpapan, saya sangat penasaran dengan hutan bakau (mangrove) Margomulyo. Konon, dari beberapa website yang pernah saya jelajahi, di hutan itu terdapat makhluk bernama bekantan (Nasalis larvatus). Saya pun mencari-cari di manakah lokasi hutan itu berada. Dan dari berbagai sumber informasi yang saya temukan, hutan itu terletak di kelurahan Margomulyo, kecamatan Balikpapan Barat.

Berdasarkan referensi yang saya temukan dengan bantuan Google, katanya, untuk menuju hutan itu diharuskan naik ojek karena tidak ada angkot ke sana. Saya percaya. Memang, saya sudah mengenal beberapa tempat di Balikpapan. Tetapi Margomulyo adalah pengecualian. Saya pun pergi ke Pasar Inpres, atau yang lebih dikenal dengan nama pasar Kebun Sayur. Menggunakan angkot nomor 5, yang warnanya kuning, apabila berangkat dari jalan A. Yani maupun jalan Soedirman.

Sesampainya di pasar Kebun Sayur, saya turun dari angkot. Lalu saya mencari tukang ojek dan begitu ketemu, saya katakan bahwa saya ingin diantar ke SMAN 8 Margomulyo. Tukang ojeknya paham. Tanpa disuruh memakai helm terlebih dahulu, tukang ojek itu membonceng saya ke tujuan. Dalam waktu yang tidak berapa lama, saya tiba di lokasi. Biaya ojek hanya Rp. 10.000. Dan memang betul, tidak ada angkot ke arah Margomulyo.

Konservasi hutan bakau (Mangrove) Margomulyo
Konservasi hutan bakau (mangrove) Margomulyo, Balikpapan
Dari gambar di atas, pada bagian dalam pagar adalah kawasan sekolah SMAN 8. Saya lalu menyusuri jalan itu. Belok kiri sedikit, dan terus ikuti "jalan kayu" yang ada.
jalan kayu menuju hutan bakau Margomulyo
Jalan kayu menuju hutan bakau Margomulyo, Balikpapan
Tak perlu bingung harus ke arah mana karena jalan kayu itu satu-satunya yang akan membawa kita menuju hutan.
jalan kayu menuju hutan bakau Margomulyo
Jalan kayu menuju hutan bakau Margomulyo, Balikpapan
Teruslah berjalan hingga menemukan plang seperti gambar di bawah ini:
Lokasi hutan bakau (Mangrove) Margomulyo
Lokasi hutan bakau (mangrove) Margomulyo
Dan begitu terlihat papan bertulis seperti pada foto di atas, artinya kita telah sampai. Pada mulanya saya tidak percaya dengan apa yang orang-orang tulis di website lain, bahwa di hutan itu ada pintunya, dan lebih tidak percaya lagi bahwa ternyata benar adanya. Ada pintu di tengah-tengah hutan, dan digembok. Mengagumkan!!
pintunya digembok
Pintu yang digembok rapat
Tidak perlu panik, ada juru kunci yang bisa ditelpon. Saya membaca catatan kecil yang sudah hampir luntur di sebelah pintu bergembok itu. Hubungi saja nomor telepon 085246181841, seperti yang saya lakukan. Ketika telepon itu bersahut, saya mendengar suara seorang perempuan.

"Ya, haloo," sapaan di ujung sana.
"Hallo, Bu. Mau masuk ke hutan dong?" balas saya.
"Oh ya, ditunggu sebentar ya..." Klik. Telepon terputus.

Kira-kira lima menit setelah menutup sambungan telepon, seorang perempuan datang, membawa kunci. Dia membuka gembok pintu, seraya berkata:
"Kalau masuk ke sini harus bayar biaya perawatan, Mas. Seikhlasnya."

Saya mengiyakan dengan mengatakan bahwa saya akan membayarnya nanti begitu selesai mengintip-intip keadaan hutan.

"Nanti telepon lagi kalau mau keluar," pesan sang juru kunci.

Begitu pintu terbuka, saya segera meneruskan langkah menapaki jalan kayu yang kokoh itu. Karena suasana masih cukup pagi, dan pada malam sebelumnya hujan turun dengan deras, jembatan kayu yang ada terasa agak licin. Jembatan kayu itu masih kokoh, memang. Sayangnya, ada beberapa bagian yang copot dan cukup membahayakan orang yang datang ke sana, jika memang ada.

jembatan kayu ulin di hutan Margomulyo
Jembatan kayu ulin di hutan Margomulyo
Karena saya mengunjungi hutan itu pada saat yang mungkin tidak tepat, dan saya datang seorang diri, suasana sepinya hutan sangat terasa. Tapi bukan sepi yang menakutkan. Saya sebenarnya berharap melihat bekantan, atau monyet, atau burung. Tetapi yang saya temukan sepanjang menyusuri jembatan kayu itu hanyalah beberapa ekor kadal, kepiting di tanah rawa, beberapa ikan kecil yang tidak terlalu jelas terlihat. Dan suara anjing menggonggong di perumahan sekitar, yang suaranya kedengaran cukup keras.

rumah singgah di jembatan kayu
Tempat singgah di jembatan kayu
Di sepanjang jembatan itu terdapat beberapa bangunan yang bisa digunakan untuk berhenti sejenak dan berteduh. Saya melihat-lihat di situ sebentar. Dan bisa saya simpulkan bahwa tempat itu sudah lama tidak didatangi orang, atau biasa didatangi tetapi tidak dirawat dengan layak.

informasi tanaman hutan bakau (mangrove)
Papan informasi tanaman hutan bakau (mangrove) Margomulyo
Saya terus berjalan mengikuti jembatan kayu, sambil tak henti berharap ada satwa liar yang bisa saya amati.
papan kayu yang lepas di beberapa bagian jembatan
Papan kayu yang lepas di beberapa bagian jembatan
Kehati-hatian dalam meniti jembatan kayu yang tak seberapa lebar itu mutlak diperlukan. Bahaya kalau terperosok. Keselamatan pengunjung sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing. Jangan berharap ada tim penyelamat.
toilet bagi pengunjung hutan
Toilet bagi pengunjung hutan
Foto di atas adalah toilet yang disediakan bagi pengunjung hutan. Jangan disamakan dengan toilet hotel. Ketika saya intip ke dalam dua kamar yang tersedia, hanya satu saja yang cukup layak digunakan. Satu kamarnya yang lain tampak memualkan. Dan bagian cuci tangannya entah sudah berapa lama tidak bisa dimanfaatkan. Pada saat saya lihat bak air di kamar yang bisa dipakai untuk pipis dan menerima panggilan alam itu, isinya hanya sedikit. Tapi airnya cukup bening. Ada tandon penampung air hujan di belakang toilet sederhana itu.

persimpangan jembatan kayu
Persimpangan jembatan kayu
Saya lanjutkan perjalanan hingga menemukan persimpangan. Karena kebiasaan dan lagipula tidak ada orang lain yang bisa diajak berunding, saya memutuskan untuk mencoba mengambil belokan kanan lebih dulu. Dan keadaan jembatan yang saya lalui semakin terasa licin.
tangga buatan di tengah jembatan kayu
Tangga buatan di tengah jembatan kayu
Saya tidak mengukur berapa pastinya panjang jembatan kayu itu secara total. Tetapi saya kira cukup panjang. Dan jika saja tidak karena keteduhan daun-daun pepohonan, tentu saya sudah keringetan.
jembatan kayu yang panjang
Jembatan kayu yang panjang
papan nama sponsor
Papan nama sponsor
Di banyak bagian, saya menemukan papan tulisan berisi informasi tentang hutan, dan lembaga yang turut mendukung pelestarian hutan bakau itu. Lengkap dengan nama perusahaan dan lain-lain.
menara pengintai (outpost)
Menara pengintai (outpost)
Ada menara pengintai yang dibangun di hutan bakau Margomulyo. Saya melewatinya dan berencana akan naik ke sana sekembalinya menyusuri bagian lain dari jembatan kayu. Saya ingin tau di mana ujungnya jembatan kayu yang kokoh ini.
sungai dengan air berwarna cokelat
Sungai dengan air berwarna cokelat
Di bawah jembatan, terhampar sungai yang airnya berwarna cokelat, khas warna air sungai sehabis ditumpahi hujan.
ujung jembatan kayu, terkunci rapat
Ujung jembatan kayu, terkunci rapat
Mendekati ujung jembatan kayu, ada dua bangunan yang cukup teduh untuk berlindung dari panas dan hujan. Di depannya adalah pintu gerbang, yang tidak bisa dibuka. Saya perhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang cukup lama supaya yakin, ternyata pintu itu diberi kayu melintang, dan dipaku. Artinya tidak akan bisa dibuka.
pipa besi yang panjang
Pipa besi yang panjang
Di depan pintu (bagian dalam), terdapat pipa besi cukup besar dan panjang. Saya tidak tau apakah itu pipa PDAM atau pipa minyak punya Pertamina. Dan karena ujung jembatan kayu telah saya temukan, saya pun balik kanan.
pemandangan dari menara intai
Pemandangan dari menara intai
Saya mengambil belokan menuju menara intai. Lalu menaiki tangga setinggi dua tingkat agar sampai di puncak menara, yang tidak terlalu tinggi itu. Atap menara terlalu rendah. Bagi pengunjung yang bertubuh tinggi akan menyulitkan bergerak bebas di menara itu. Saya mengamat-amati sekeliling, sambil terus menanam harapan bisa menyaksikan mamalia semacam monyet atau bekantan. Tapi tidak ada seekorpun.
pemandangan dari menara
Pemandangan dari menara
Hati-hati ketika berada di menara intai. Keadaannya cukup sempit dan kurang leluasa bergerak. Ada bagian tangga yang cukup menonjol di menara itu, dan bisa membuat kaki tersandung ketika keluar dari tangga. Dan karena tidak ada hewan apapun yang bisa diamati, saya lalu turun dari menara.
kontribusi ITS Surabaya
Kontribusi ITS Surabaya dalam merawat hutan
Saya cukup terpesona melihat papan informasi pada gambar di atas. Bahkan ITS Surabaya yang jauh itu memiliki kontribusi di hutan sejuk ini.
udara yang sangat segar di seantero hutan
Udara yang sangat segar di seantero hutan
Satu-satunya hiburan yang saya temukan, selain sejuknya udara yang sangat menyegarkan, adalah ketika di atas jembatan kayu, pada sebuah ranting pohon yang mengering, saya mendengar seekor burung pelatuk sedang sibuk membuat lubang. Sayang sekali matahari mulai terik, sehingga kamera handphone saya tidak bisa mengabadikan gambar burung itu.
ciri khas tanaman bakau dengan akar yang panjang
Ciri khas tanaman bakau dengan akar yang panjang
Selamat Jalan, terima kasih telah melihat hutan
Selamat Jalan, terima kasih telah melihat hutan
Di depan pintu keluar, saya kembali berhenti dan menelepon juru kunci, mengatakan bahwa saya akan pulang. Juru kunci itu datang sekitar sepuluh menit kemudian. Saya memberikan uang sebagai "biaya perawatan" seperti yang dia katakan ketika akan memasuki hutan. Sepuluh ribu saja cukup. Dua puluh ribu lebih baik. Dan lima puluh ribu tentu jauh lebih baik lagi. Yang penting ikhlas.

Tips:
  1. Bawa minuman sebelum masuk hutan
  2. Hati-hati saat berjalan menyusuri jembatan kayu
  3. Ajak teman jika ingin ngobrol, ketika saya datang ke hutan itu, saya benar-benar sendiri, tidak ada siapapun.

Wednesday, September 2, 2015

Suasana Pantai Lamaru di Hari Minggu

Hari minggu kemarin saya kembali mengunjungi Pantai Lamaru. Ini merupakan kunjungan saya yang ketiga kalinya di sana. Benar dugaan saya selama ini; banyak orang berlibur ke tempat itu di hari minggu. Tidak seperti pada kunjungan saya yang pertama ke Lamaru, kemarin suasananya cukup ramai. Sangat jauh berbeda dengan saat saya datang ke Lamaru pertama kali, seperti yang saya tulis di sini.

Saya sempat mengambil beberapa foto di sana, mengabadikan keramaian tempat itu. Saya datang sekitar jam 11.30 WITa. Udara hari itu terasa panas. Tapi angin pantai yang semilir dan bayang-bayang pepohonan pinus membuat suasana berubah sejuk.

penjual layang-layang di Pantai Lamaru
Seorang penjual mainan layang-layang dan dagangannya

Hari minggu di Pantai Lamaru benar-benar berbeda dengan hari lainnya. Orang-orang datang silih berganti, melepas kepenatan di pesisir pantai yang termasuk wilayah Balikpapan Timur itu.

pantai Lamaru Balikpapan di hari minggu
Pantai Lamaru Balikpapan di hari minggu
Terlihat sekali keramaian Pantai Lamaru pada hari minggu. Tidak nampak kelengangan di sana sini, kecuali para penikmat laut yang berlibur bersama dengan sahabat dan keluarganya.

Keramaian Pantai Lamaru pada hari Minggu
Keramaian Pantai Lamaru pada hari Minggu
Tarif masuk ke Pantai Lamaru di hari minggu atau hari libur nasional seharga Rp. 20.000 perorang. Kendaraan sepeda motor dikenai tiket senilai Rp. 5000. Dan pada hari-hari libur banyak penduduk sekitar yang berjualan di sana. Anak-anak juga bisa bermain dengan bebas karena banyak pedagang mainan.

Pantai Lamaru semakin ramai di hari libur
Pantai Lamaru semakin ramai di hari libur
Dari pantai ini, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Manggar Segara Sari, tak jauh dari Pantai Lamaru. Simak ulasannya pada tulisan mendatang.

Friday, November 14, 2014

Pantai Wisata Lamaru

Pantai Wisata Lamaru menjadi tujuan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Letaknya berada di pinggir kota Balikpapan, tepatnya di kecamatan Manggar, kira-kira 25 KM dari pusat kota ke arah timur laut. Jalan menuju ke pantai wisata Lamaru sangat mudah ditempuh baik menggunakan mobil maupun kendaraan roda dua. Jalanan aspal yang menghubungkan pusat kota Balikpapan dengan Lamaru ini cukup baik dan nyaman dilalui.

Beberapa hari yang lalu, saya dan seorang teman sempat berkunjung ke sana. Kami berboncengan menggunakan sepeda motor. Tiket masuk ke lokasi pantai pada hari Senin itu harganya Rp. 35.000 untuk kami berdua. Berarti masing-masing orang membayar Rp. 17.500, dengan asumsi parkir kendaraannya gratis.

Saya mendokumentasikan keadaan di lokasi pantai dalam beberapa foto di bawah ini. Suasana ketika itu cukup sepi, mengingat bukan hari libur.

Pantai Wisata Lamaru, Balikpapan
Pantai Wisata Lamaru, Balikpapan
Foto di atas memperlihatkan "kantor" di mana kita bisa menyewa beberapa peralatan untuk menambah keasyikan saat berada di Lamaru. Beberapa fasilitas yang bisa kita sewa seperti di bawah ini, lengkap dengan tarif  yang harus kita bayar.

Tarif sewa fasilitas permainan pantai Lamaru
Tarif sewa fasilitas permainan pantai Lamaru

Hari itu ketika saya datang ke sana, air sedang surut. Perahu dalam foto di bawah ini terlihat kandas ke dasar laut, tetapi beberapa saat kemudian, air laut menjadi pasang dengan cepat.

Air laut surut di pantai Lamaru
Air laut surut di pantai Lamaru

Kita bisa melihat kondisi perahu itu dalam keadaan kandas, dan air laut juga cukup jauh dari garis pantai. Tetapi hal itu berubah tidak lama kemudian.

Air laut pasang dengan cepat
Air laut pasang dengan cepat

Selalu waspada dan hati-hati jika Anda memutuskan untuk berenang. Sediakan perlengkapan mandi di laut seperti pelampung dan teman-temannya, demi keamanan dan keselamatan selama menikmati keindahan pantai Lamaru.

Beberapa fasilitas permainan di pantai Lamaru
Beberapa fasilitas permainan di pantai Lamaru

Foto di atas memperlihatkan deretan "mobil-mobilan" yang bisa kita sewa. Selain itu, ada juga wahana permainan outbond  seperti meluncur menggunakan tali dari ketinggian tertentu bagi Anda yang memiliki nyali untuk melesat dari tempat yang cukup mendebarkan hati.

Rumah pohon
Rumah pohon

Saya lebih suka menyebut gambar di atas sebagai "rumah pohon", apapun fungsi dari fasilitas di gambar tersebut. Saya tidak sempat memanjat ke sana dan tidak pula memiliki kesempatan bertanya karena memang di area "rumah pohon" itu tidak ada siapa-siapa.

sebuah gawang di pantai Lamaru
Sebuah gawang

Di Pantai Wisata Lamaru terdapat pula lapangan yang cukup luas, lengkap dengan gawangnya. Barangkali ada seseorang yang ingin ke sana dan tidak bisa melepaskan sejenak hobinya menggocek si kulit bundar, tidak perlu khawatir.

melihat keindahan pantai wisata Lamaru dari atas
Pemandangan dari atas

Saya mengambil gambar tersebut dari atas bangunan "kantor" pada foto pertama di artikel ini. Kita bisa melihat sekeliling dengan lebih leluasa dari sana.

Pantai Wisata Lamaru yang membentang luas
Pantai Wisata Lamaru yang membentang luas

Jika Anda merasa lapar setelah berkeliling di area pantai, jangan khawatir. Ada beberapa warung yang menyediakan snack  dan minuman. Yang penting, tetap jaga kebersihan tentunya, jangan membuang sampah sembarangan.

Tersedia warung yang menjual makanan dan minuman
Tersedia warung yang menjual makanan dan minuman

Sayang sekali saya tidak sempat mampir ke salah satu kedai atau warung yang ada sehingga tidak tahu menu apa sasja yang tersedia.


Jalan tanah yang rata dan cukup lebar
Jalan tanah yang rata dan cukup lebar

Akses jalan yang lebar, walaupun belum aspal, memudahkan para wisatawan ketika ingin berpindah dari satu area ke area lain di Pantai Wisata Lamaru.


Akses jalan yang mudah di tepi pantai
Akses jalan yang mudah di tepi pantai

Satu-satunya hal yang mungkin kurang dari pantai ini menurut pengamatan saya adalah ombaknya kurang besar. Atau barangkali saya datang pada saat yang kurang tepat sehingga tidak bisa melihat ombak yang cukup keras menghampiri tepian pantai.

Pantai Wisata Lamaru terlihat lengang
Pantai Wisata Lamaru terlihat lengang

Kurangnya ombak tentu saja menjadikan pantai ini tidak terlalu cocok untuk Anda yang hobi berselancar. Tapi itu tidak mengurangi nilai keindahan alam yang ditawarkan oleh Pantai Wisata Lamaru.

Keindahan Pantai Wisata Lamaru
Keindahan Pantai Wisata Lamaru

Poin penting yang rasanya harus saya sebutkan adalah bahwa di seluruh area Pantai Wisata Lamaru terdapat banyak pepohonan rindang yang sangat nyaman untuk berteduh. Kebanyakan orang Indonesia tidak tahan dengan panas yang menyengat, sehingga jika Anda datang mengunjungi pantai ini tidak perlu khawatir kepanasan karena udara di area pantai bisa dikatakan sangat sejuk dan alami.

Pepohonan rindang di seluruh kawasan pantai Lamaru
Pepohonan rindang di seluruh kawasan pantai Lamaru

Saya akan berkunjung ke pantai ini pada kesempatan lain, mungkin di hari minggu, mengingat ada kabar bahwa pantai ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di sekitar Balikpapan pada hari libur. Mungkin, jika Anda datang ke sana, saya akan melihat Anda. Dan tidak menutup kemungkinan kamera saya akan memiliki kesempatan untuk meng-capture  salah satu momen ketika Anda berada di Lamaru.